“Budaya Jawa tidak hanya dipelihara sebagai warisan, tetapi di Unnes juga hidupkan dalam kehidupan kampus.“
Prof. Dr. S. Martanto, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang
SEMARANG.suarapendidikan.net. Ada yang luput dari sorotan publik. Sinden Idola Indonesia sudah terpilih. Memang tidak segegap-gempita Indonesian Idol, sebuah progam pencarian bakat yang digeber di Stasiun Televisi Swasta Nasional, Rajawali Citra Televisi (RCTI) yang populer disebut RCTI. Indonesia Idol ratingnya langsung melesat. Meski mengadopsi Pop Idol dari Inggris, di Indonesia tergolong masih gress. Fremantle sebagai sponsor, meraup keuntungan berjibun. Lebih dari sepuluh tahun mendominasi layar kaca sejak 2004.


Beda lagi geliat Sinden Idol. Yang digagas Universitas Negeri Semarang (Unnes) Mulai Tahun 2021. Gaungnya lirih terdengar, ditengah semangat pelestarian budaya tradisional dan bangkitnya trasionalitas. “ Ini musti diselenggarakan berkesinambungan , sebagai wujud upaya mengembangkan dan melestarikan kesenian tradisional Nusantara, ” tutur Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES), Prof. Dr. S. Martanto, M.Si., saat Grand Final Sinden Idol 5 beberapa waktu lalu. Menurut dia, Sinden Idol telah menjadi ikon Unnes sehingga pihaknya berkomitmen untuk terus mengagendakan ajang pencari bibit pelantun tembang-tembang Jawa ini. Ahli manajemen ini menekankan pentingnya generasi muda dikenalkan dengan nilai yang terkandung dalam budaya bangsa. “ Sinden salah satunya,” kata rektor singkat.

Unnes memang getol menjaga nilai tradisi. Wajar jika menyabet Penghargaan Javametric 2025. Pemeringkatan Javametric dilakukan dua tahun sekali oleh Universitas Sebelas Maret (UNS) sejak 2021. Unnes berhasil menduduki posisi ke-5 dari 164 institusi dari 5 Benua, sebagai perguruan tinggi yang dianggap paling konsisten melestarikan budaya Jawa. Melalui Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Prof. Dr. Tommi Yuniawan, penobatan Javametrik diterima Unnes.

UNS Javametrik sendiri, dilakukan melalui tiga tahapan seleksi. Pertama, pengumpulan data awal dari berbagai publikasi terbuka yang melibatkan 164 institusi. Kedua, penambahan data mandiri dari 50 institusi (25 dalam negeri dan 25 luar negeri). Ketiga, verifikasi data dan dokumen untuk menilai keabsahan aktivitas dan kontribusi institusi terhadap budaya Jawa. “Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa komitmen Unnes sebagai kampus konservasi mendapat pengakuan. Budaya Jawa tidak hanya dipelihara sebagai warisan, tetapi di Unnes juga hidupkan dalam kehidupan kampus,” komentar Prof. Martono. Unnes dinilai memiliki peran penting dalam pelestarian dan promosi budaya Jawa melalui berbagai program dan kegiatan yang dilakukan. Seperti, Forum Selasa Legen yang dilakukan untuk mengkaji dan mempromosikan budaya Jawa melalui kegiatan diskusi. Yang paling spektakular, Unnes juga menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang menyelenggarakan Sinden Idol hingga putaran ke-5.
Seleksi Sinden Idol sangat ketat. Sesi final apalagi. Finalis diwajibkan membawakan dua paket gending jawa diiringi gamelan secara live. Penilaiannya meliputi dasar suara, leres (ketepatan menafsirkan gending) dan laras ( keselarasan dengan iringan gamelan). Tampil sebagai juara pertama Sinden Idol 2025, yakni Entin Solichah, sinden muda berasal dari Yogyakarta yang sukses menyisihkan 14 peserta yang lain. Juara II Sinden Idol 5 diraih Ika Lianingrum (audisi Banyumas) dan juara III Phita Nuryani (audisi emarang). Adapun juara harapan I Diva Dwi Riyanti (audisi Ponorogo), juara harapan II Dhesanta Anggun Pramesti (audisi Sragen), dan juara harapan III Nimas Ayu Winong (audisi Yogyakarta). Dan Sinden Idola Indonesia 2025 telah lahir.
Reporter : Tim SP
Editor : Jim