Rapor “Merah” Sekda Kota Batu  

oleh -126 views

“ Saya sangat prihatin setelah membaca Suara Pendidikan,  yang merekam sejak Duaribu Delapan Belas hingga Dua Ribu Dua Puluh Empat, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran atau Silpa Kota Batu berturut-turut di atas dua ratus milyar. Bahkan ada yang mencapai tiga ratus milyar. Ini harus dipertanyakan, Ada Apa?,” tutur Ir. Budi Santoso, pensiunan pejabat di sejumlah OPD Pemkot Batu, saat Njagong Maton Putaran ke -2 di Kantor Yayasan Ujung Aspal Jatim, 19 Juni 2025. Tosy – panggilan Budi Santoso –  mengaku kerap menjadi teman diskusi Walikota Nurochman. “ Setidaknya pimpinan daerah yang baru ini menjadi harapan baru,” ucap dia kalem penuh rasa optimis. “ Apalagi beliau putra daerah,” imbuhnya singkat.

Njagong Maton Putaran ke-2 di Kantor YUA Jatim. Terusan Sultan Agung Kota Batu

“ Walikota ibarat CEO dan Sekda itu Manajernya. Kepala daerah adalah jabatan politik, sementara Sekda merupakan jabatan karir, yang secara teknis sebagai ujung tombak pergerakan birokrasi untuk melaksanakan program. Lha ini dilihat dari Silpa yang berturut-turut, Sang Manajer terbukti gagal. Lho kok bisa dipertahankan sampai tiga kali rezim. Ada apa?,”Maryunani, S.Sos panjang lebar merespon forum yang dipandu Ulul Azmi, Pemimpin Umum Suara Pendidikan.  

PENTING DIBACA : https://suarapendidikan.net/kota-batu-uang-ada-tapi-rakyat-dikorbankan/

Forum Njagong Maton agak menghangat, ketika Alex Yudawan memotong pembicaraan dengan suara agak tinggi, “ Jika dibiarkan potensi penyalahgunaan duit Silpa akan merembes ke Cak Nur. Dan itu bahaya bagi beliau,” . Alex tak terbendung, dia bercerita sedang memantau pergerakan deposito kas daerah yang terindikasi melompat ke sana – ke mari. Suami Hermin Riwayati itu menegaskan bahwa, selama ini Pemkot Batu tak pernah transparan tentang laporan hasil deposito kas daerah. “ Layak Kota Batu menduduki peringkat atas sebagai kota yang tidak transparan,” ujar Alex bersungut-sungut. Pemandu acara segera mengarahkan ke tema Njagong Maton yaitu “ Membedah dan Evaluasi Amanat Kenaikan Status Kota Batu”. “ Kalau mau  berangkat dengan baik dalam menjalanankan pemerintahan. Cak Nur harus berani  mengganti Sekda. Titik,” tutur Alex, tetap dengan nada alto.

Mr. Sumiantoro. Tokoh Pokja

Pemandu Njagong Maton memahami kegeraman Alex Yudawan melihat kinerja Pemerintah Kota Batu selama ini. Dan wajar bila reaksioner. Lalu kesempatan berbicara beralih kepada Sumiantoro.  “ Kenaikan Status Kota Batu itu bukan ujuk-ujuk dapat hadiah dari pemerintah pusat,” kata Drs. Sumiantoro, Presidium Kelompok Kerja (Pokja) saat perjuangan  Kenaikan Status Kota Batu. Dia menceritakan, Jawa Timur ada dua daerah yang mengajukan kenaikan status. Yaitu Kotatif Jember dan Kotatif Batu. Jember ditolak karena tidak ada dukungan dan dorongan dari masyarakat semacam Pokja. Banyak pahit getir perjuangan yang tidak dibiayai oleh kabupaten induk (Kabupaten Malang). “ Ada banyak nama yang dulu menolak Kenaikan Status, tapi paling awal menikmati hasilnya. Apa perlu disebut?,” Aktifis Ikatan Mahasiswa Kota Batu setengah berkelakar. Peserta Njagong Maton pun tertawa bersama.

Njagong Maton putaran ke-dua ini dihadiri sejumlah elemen dari Kelompok Kerja Kenaikan Status Kota Batu, perwakilan Forum Bela Negara, Ketua GM. FKKPPI, YUA Jatim, Perwakilan Ojek, sopir, pensiunan pejabat Pemkot  Batu, dan unsur masyarakat yang laindan tentunya Tim Suara Pendidikan.  Forum memang dirancang non formal. Diskusi dengan pendekatan tradisional. Saling memotong pembicaraan dengan sisipan canda merupakan ciri khas. “ Tapi tetap ! Njagong Maton ke depan harus tematik,” Suhardono Frans, menyerobot pemandu acara. Frans yang mengaku telah memiliki jurus 8 – 9, yaitu 8 indikasi dan 9 akselarasi mengusulkan kepada forum untuk membuat resum yang akan menjadi rekomendasi kepada Cak Nurochman selaku Walikota Batu. Sefrekuensi dengan Frans, Budi Purnama, Ketua GM. FKPPI Kota Batu telah menyiapkan gerbongnya untuk menghidupkan Pasar Induk Kota Batu melalui formula yang sudah dia godog. “ Melalui  Generasi Muda FKPPI, kami akan menggerakkan UMKM lebih berdaya dan berdaya  saing,” cetus Budi Puranama dengan mantap. BP – panggilan Budi Purnama – menyatakan sudah menyampaikan rencana aksinya kepada Walikota Batu. “ Tinggal ekskusi. Dan kami butuh dukungan dan pemikiran dari semua elemen,” imbuh BP.  

“ Kenaikan Status Kota Batu sudah dua puluh empat tahun. Sebagai tanggungjawab moral, Pokja akan terus mengawal, memantau dan mengawasi perjalanan kota yang diperjuangkannya. Kami tengah mengkaji sejumlah kebijakan Pemkot Batu. Baik berupa Peraturan Daerah, Peraturan Walikota, Surat Keputusan Walikota dan produk hukum yang digunakan sebagai landasan menjalankan pemerintahan,” Yani Andoko, Tokoh Pokja yang juga mantan Anggota DPRD Kota Batu dua kali periode mengawali pembicaraan. Menurutnya, banyak produk yang kadaluwarsa yang harus dibenahi. Dan itu tugasnya Wakil Rakyat Kota Batu menjalankan fungsi legislasinya.

Yani mencontohkan, landasan hukum Peringatan Hari Ulang Tahun Kota Batu, Perdanya, Perwalinya atau SK. Walikota yang digunakan. Atau Perda Rupa Bumi yang didalamnya menentukan nama-nama jalan di seluruh Wilayah Kota Batu. “ Ini bukti bahwa Pemerintah Kota Batu bergerak melenceng dari amanat status. Wong fundamennya saja tidak tersusun dengan baik,” kritik pria yang kerap dipanggil Giok pada Njagong Maton 19 Juni 2025.

JANGAN LEWATKAN : https://suarapendidikan.net/kpk-kota-batu-waspada-korupsi/

Pekerjaan Rumah Cak Nur menjalankan Pemerintahan Kota Batu begitu menumpuk. “ Kalau boleh diandaikan, Banyak piring kotor bekas pakai rezim sebelumnya masih bercokol pada jabatannya. Jika Cak Nur mendahulukan bersih-bersih cuci piring lalu digunakan lagi, maka akan habis waktu, “ Azmi, pemandu acara puitis. Selanjutnya, pria yang kondang di jagat maya  dengan nama Jim Jimmy ini mencoba meresum semua pembicaraan.

Jim Jimmy mengulang, pembicaran Ir. Budi Santoso yang tak jauh dari rilis RPJMD Kota Batu 2025-2030  yang disampaikan beberapa waktu lalu. Mengusung visi “Kota Batu Madani, Berkelanjutan, Agro-Kreatif, Terpadu, Unggul, Sinergis, Akomodatif, dan Ekologis Menuju : Generasi Emas 2045.” Titik berat dokumen RPJMD, difokuskan pada pembangunan manusia, ekonomi kreatif berbasis agro, serta penguatan tata kelola pemerintahan yang transparan dan inovatif. “ Inilah arah strategis pembangunan Pemerintah Kota Batu sesuai dengan Nawa Bhakti. Sembilan Prioritas Utama Pembangunan,” pidato Nurochman, di Forum Konsultasi Publikdi Hotel Zam Zam Kota Batu minggu lalu.

Review Jim dipotong oleh Jumadi, Asal Sisir. Dia menyarankan agar tidak panjang – lebar, hasil Njagong Maton di tulis dan segera dikirimkan kepada Walikota, DPRD dan dinas terkait di Kota Batu. Pria yang selalu tampil bergamis tersebut, lalu menutup Njagong Maton putaran ke – 2 dengan do’a.

Reporter : Tim SP

Editor  : Eka H.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *