Moratorium Pendirian Villa, Hotel dan Resto? Kota Batu Memang Berani?

oleh -12 views

Rekonstruksi Sejarah Kembalikan Kesadaran  Reaktualisas Peradaban

Pemerintahan Kota Batu –  Walikota baru. Sejumlah konsekuensi perubahan status setiap hari makin bertambah. Dampaknya, langsung dirasakan penduduk wilayah yang terlanjur kondang dengan wisatanya. Setumpuk keuntungan dibarengi segudang problem, beradu prioritas antara kebutuhan dan kepentingan hingga kerap lalai mana yang ancaman serta mana yang peluang.

Sebut saja air. Sejak kenaikan status, 21 Juni 2001 mengalami kenaikan kebutuhan yang cenderung meningkat tajam, hingga saat ini ada ancaman kekurangan. Meski  Wilayah Batu secara geografis faktanya memiliki cadangan air yang berlimpah, tapi tak dimungkiri bahwa keberadaannya mengalami penyusutan. Wajar, air di Kota Batu tidak saja memenuhi kebutuhan masyarakat lokal, namun juga kebutuhan para wisatawan  yang keduanya terus berlipat jumlahnya.

Tak ayal bank-bank air, rumah-rumah air beserta kantong-kantongnya tempat menabung dan penyimpanan yang berupa hutan atau lahan terbuka tergerus laju pembangunan fisik yang membabibuta. Abai terhadap kerusakan lingkungan, seolah diusia duapuluh satu tahun ini, Kota Batu tumbuh liar tanpa perencanaan yang jelas. Buktinya alih fungsi lahan menggila. Dan nyatanya belum tampak serius memiliki rencana pembangunan wilayah yang menjunjung tinggi  aspek kelestarian lingkungan berkelanjutan.

Berkurangnya sumber mata air sudah tampak. Bukan habis atau hilang. Hutan sebagai bank air mengalami degradasi sehingga tabungan air ikut menurun, pepohonan sebagai rumah air juga banyak ditebang berakibat air yang menghuni migrasi dan bukit serta lahan terbuka sebagai kantong air telah jebol tergantikan beton. Ditambah sumur bor yang tak terkendali jumlahnya, memotong jalur aliran air sehingga mata air yang di atas menjadi kering.

Aksi, gerakan dan giat yang mengatasnamakan penanaman pohon untuk kelestarian alam sudah ratusan kali dilakukan. Tapi pembangunan yang tidak mengindahkan dampak kerusakan alam terus berlanjut. Mungkin sudah saatnya, Pemerintah Kota Batu melakukan  moratorium investasi berbentuk bangunan, yang akan diikuti dengan moratorium sumur bor, hotel, resto, café dan sejenisnya.

Problematika air di Wilayah Kota Batu membutuhkan gerakan bersama yang melibatkan semua individu. Perorangan, kelompok, lembaga berstatus swasta atau pemerintah. Bukan sebatas yang berkartu penduduk Batu yang disadarkan dan digerakkan.Pekerja pendatang, wisatawan serta masyarakat luar wilayah yang menikmati sumber mata air di daerah Kota Batu wajib berkontribusi terhadap kelestarian  air di Kota Batu.

Baca juga : https://suarapendidikan.net/moratorium-pendirian-villa-hotel-dan-resto-memang-berani/

REKONSTRUKSI SEJARAH

            Bicara air, sepertinya se-tua bahasan tentang kejadian awal dari alam semesta. Kitab Torah/Taurat yang diturunkan sekitar 1271 SM (Sebelum Masehi) dan disusul Zabur menyinggung sedikit tentang kejadian awal makhluk yang disebut air. Weda yang ditulis kisaran 500 SM juga tidak spesifik bagaimana air tercipta. Al- Qur’an yang dibukukan kisaran 650 M juga tidak detil bagaimana proses air  diciptakan, tapi  dari  ke-tiga kitab tersebut menggambarkan bagaimana keadaan bumi yang dulunya tak memiliki air kemudian oleh Tuhan  diturunkan dari langit, lalu dijadikan sebagai kebutuhan utama seluruh makhluk hidup.

Reg Veda II. 35.3 disebutkan, Tamu sucim sucayo didivansam, Apam napatam parithasthur apah. Yang berarti  bahwa air suci murni yang mengalir, baik dari mata air maupun dari laut mempunyai kekuatan yang menyucikan.

Sementara rujukan Injil dalam Wahyu 21:6 muncul dalam konteks Yerusalem Baru dan berbunyi, “Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.” Wahyu 22:1 kemudian menyatakan: “Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.”

Kitab Zabur 104 pada ayat 6 Engkau menyelubungi bumi dengan samudera, seperti dengan jubah, air naik menutupi gunung-gunung. Ayat 7 Oleh hardik-Mu air itu melarikan diri, dan oleh bunyi guruh-Mu mereka lari terburu-buru, Ayat 8, naik ke gunung-gunung dan turun ke lembah-lembah, ke tempat yang telah Kautentukan bagi mereka.Ayat Engkau telah menentukan batas yang tidak boleh mereka lewati supaya mereka tidak lagi menyelubungi bumi. Ayat 10 Engkau melepas mata-mata air di lembah-lembah, lalu air mengalir di antara gunung-gunung,

Al-Quran menyebutkan lebih dari 200 kali tentang air dalam berbagai bentuk dan makna. Di antaranya :

وَمِنْ اٰيٰتِهٖ يُرِيْكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَّطَمَعًا وَّيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَيُحْيٖ بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَاۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ Artinya, “Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya, Dia memperlihatkan kilat kepadamu untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya bumi setelah mati. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mengerti.” (Surat Ar-Rum ayat 24).

وَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۢ بِقَدَرٍ فَاَسْكَنّٰهُ فِى الْاَرْضِۖ وَاِنَّا عَلٰى ذَهَابٍۢ بِهٖ لَقٰدِرُوْنَ ۚ

an Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya.(AL-Mu’mukminun 18)

وَاَرْسَلْنَا الرِّيٰحَ لَوَاقِحَ فَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَسْقَيْنٰكُمُوْهُۚ وَمَآ اَنْتُمْ لَهٗ بِخَازِنِيْنَ

Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan (air) itu, dan bukanlah kamu yang menyimpannya. (Al-Hijr 22)

Kesusastraan  Jawa tentang air setidaknya diwakili oleh Kitab Tantu Pagelaran yang ditulis kisaran tahun 1635 Masehi. Terbentuknya Pulau Jawa, penciptaan manusia dan awal peradaban Nusantara tergambar di sini. Sesungguhnya, kisah ini mirip dengan Samudramantana yang  jauh lebih dulu tersiar di India oleh Vyasa Krisna Dwipayana dalam karyanya yaitu Kitab Mahabarata. Tahun 400 SM(sebelum Masehi)  cerita tersebut mengangkat tema perjuangan  memeroleh tirtha amarta – air kehidupan.

KEMBALIKAN KESADARAN

Mengembalikan kesadaran akan peran penting air  dengan bersandar berita masa lalu, baik dari Kitab Samawi, yang Sruti ataupun Smerti, saat ini butuh didengungkan lagi. Pendekatan historis, filosofis, agamis, akademis atau bahkan mistis  seyogyanya bergerak bersama dengan beragam implementasi. Intinya, bahwa yang disebut air, ma’, water, hydro, tuyo, tirtha atau apa saja penyebutan manusia tentang ciptaan itu, keberadaanya perlu perlakuan dan ikhtiar khusus.

Kampanye kelestarian air dan gerakan peduli air memang kerap dilakukan. Berbagai bentuk giat masa seperti aksi penanaman pohon, selamatan sumber mata air, kongres air dan kegiatan semacamnya tak henti dilakukan. Silih berganti pegiat penggerak peduli air berpacu dengan gempuran aktifitas yang mengancaman keberadaan sumber mata air.

REAKTUALISASI PERADABAN

             Negara Kertagama yang ditulis Mpu Prapanca pada 1365 Masehi, Pupuh 78 bait ke 5 menyebutkan

Len sankerika wança wisnu kalatiɳ batwan kamansyan batu, tangulyan / dakulut galuh makalaran / mukya swatantrapagöh, len taɳ deça mdaɳ hulun / hyan i paruɳ lunge pasajyan kelut, andel mad paradah gɳön panawan adinyan luput riɳ danu. Desa perdikan Wisnu berserak di Batwan serta Kamangsian, Batu, Tanggulian, Dakulut, Galuh, Makalaran, itu yang penting, Sedang, Medang, Hulun Hyan, Parung, Langge, Pasajan, Kelut, Andelmat, Paradah, Geneng, Panggawan, sudah sejak lama bebas pajak.”

            Wilayah Batu sudah menjadi perhatian para pembesar negeri dari masa ke masa. Secuil daerah ini bukan desa tanpa cerita. Sebelumnya, Prasasti Sangguran (928 M) tertancap di Ngandat sebagai persembahan kepada Batara dan sebagai penghargaan kepada juru gusali (pandai logam) di  Mananjung (berat dugaan Candi Songgoriti). Arca Garuda Wisnu pernah bertenger dipetirtan Desa Beji   yang  menurut kabar  telah dipindah ke museum Adam Malik.   Tatanan batu  bata di Sumber Mata Air Junwatu (Jeding), yang  konon juga  pernah ada arca   perwujudan Wisnu.    Menunjukkan bagaimana wilayah  Batu , sebagai   tempat  bermukimnya air harus dijaga , dirawat dan dipelihara  secara maksimal. Dan tidak semua sumber mata air ditandai dengan arca, prasasti ataupun candi. Yang tersisa adalah Candi Songgoriti.

            Peristiwa keluarnya sumber mata air yang paling dramatis adalah munculnya mata air Zam-Zam di Makkah. Ketika Nabi Ibrahim mendapat perintah mendirikan kembali reruntuhan Ka’bah – rumah peribadat pertama di bumi – . Air yang tersembunyi di tanah akhirnya muncul dengan berbagai sebab prilaku Hajar, istri Nabi Ibrahim dan bayi Ismail. Di Jawa, ada Sumber Awan di Toyamerto Singosari yang ketika Hayam Wuruk– Raja ke empat Majapahit (1350-1389 M) – berkuasa pernah mengunjungi. Tersebut cerita, bahwa wilayah Toyamerto airnya tertutup awan. Leluhur Hayamwuruk melakukan rangkaian ritual dan mendirikan rumah ibadat berbentuk stupa, lalu airpun menyembul kepermukaan.

            Konsepsi keterkaitan jagat cilik (manusia) dan jagat gede (alam raya) dari sudut agama dan kepercayaan apapun, nyatanya tidak ada perdebatan. Mungkin hanya beda metode dan rangkaian teknik implementasinya. Pendek kata, dalam hal air butuh keseimbangan gerakan real dan gerakan spiritual sehingga anugrah air tetap dimiliki wilayah Batu.

            Diterima atau tidak, saat ini terjadi pertemuan antar generasi yang sering mengakibatkan miskomunikasi tentang berbagai hal. Generasi Yesterday berjumpa dengan Generasi Now menghadapi masa Tomorrow. Kejayaaan kemarin dihadirkan pada masa sekarang bersama merengkuh kejayaan akan datang. Ujung-ujungnya strike!. Benturan. Reaktualisasi gerakan peduli air tak bisa ditunda lagi. Bukan mandeg dan melayang sekadar seremoni dan wacana pembahasan diskusi. Gerakan real penyelamatan sumber mata air dalam bentuk penanaman pohon, resik kali, bersih sumber dan bentuk giat lain di masyarakat Batu sudah kontinyu dilaksanakan. Saatnya Pemerintah Kota Batu menggunakan taji kebijakannya. (Ulul Azmi – Pemimpin Umum Suara Pendidikan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *