
Mengintip Bulan untuk menentukan pergantian hari penanggalan lunar (Qamariyah) sungguh mengasyikkan.

Sejumlah daerah seantero Indonesia ditetapkan sebagai titik pantau. “ Ru’yatul Hilal sangat penting artinya bagi umat Islam,” kata Gus Ali Murtadlo, Ketua Pengurus Cabang Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama Kota Batu kepada SP. Gus Ali menguraikan bahwa bukan datangnya Bulan Ramadhan dan Idul Fitri saja yang butuh. Menurut dia setiap Akhir Bulan Qamariyah perlu Ru’yatul Hilal, agar dapat menentukan tanggal 1 tiap awal bulan. “Pengaruhnya terhadap pelaksanan ibadah rutin umat Islam setiap hari ,” imbuh Gus Ali. Kurang tepat dalam ru’yat berarti tanggung jawabnya terhadap umat yang mengikutinya.
Kementerian Agama Republik Indonesia tetap memakai Ru’yatul Hilal untuk menentukan datangnya Bulan Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha. Sebelum diumumkan ke publik, Menteri Agama bersama tim ahli bersidang untuk meng –Isbath (menetapkan). Dasarnya adalah laporan dari tempat-tempat pantau yang telah terverifikasi.
Di Jawa Timur sejumlah titik ditetapkan sebagai titik pantau. Di antaranya Tanjung Kodok Lamongan, Bukit Condro Dipo Gersik dan Pantai Ngliyep Malang. Seiring pengaruh polusi udara dan cahaya yang mengganggu kemampuan kamera teleskope, dari tiga titik tersebut hanya Bukit Condro Dipo yang masih terpakai. Lainnya kerap gagal melihat yang diharapkan.
“ LFNU Kota Batu secara mandiri mengeksplorasi tempat baru untuk mengintai kemunculan bulan. Kebetulan kami menemukan Pura Agung Giri Natha Kediri ini,” kata M. Subhan, Tim IT LFNU Kota Batu menjawab pertanyaan SP tentang pemilihan lokasi pantau. Menurut Subhan, Ketinggian pura mencapai 326 di atas permukaan laut (dpl). Tepatnya di Desa Banaran Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri. Dekat dengan Kawasan Hutan Wonosalam yang relatif rendah polusi cahaya dan udaranya. “ Selain pandangan ke ufuk yang tak terhalang, tempat ini rendah polusi cahaya dan udara yang dapat memengaruhi tangkapan layar kamera pantau,” terang Subhan. Selain itu, katanya lagi, jangkauannya dekat, akses internet cukup, keamanan dan kenyamanan terjamin. “ Sambutan dari pengurus pura sangat baik. Kami sangat terbantu,” tutur Gus Ali menimpali.

Pura Agung Giri Natha memiliki kekhasan tersendiri. Hindu Jawa dan Hindu Bali berbaur menyatu. Pura yang dirancang terbesar di Jawa Timur itu sangat megah. Tangga Kori Agung dengan konstruksi dan arsitektur bernunsa religi. Meski Ru’yatul Hilal belum jelas tampak di Pura Agung Giri Natha Kediri. Tetap saja, Rabu 28 Mei 2025 melalui Sidang istbath di Jakarta, Menteri Agama RI, KH. Nasaruddin Umar mengumumkan bahwa tanggal tersebut dinyatakan sebagai 1 Dzul Hijjah 1446 Hijriah . Sehingga Idul Adha 10 Dzul Hijjah bertepatan dengan Hari Jum’at Tanggal 6 Juni 2025.
Penulis : Haidar Zaman Al-Haq
Editor : Jim