Kondisinya sepi. Hampir sebagian besar pedagang mengeluh. Meski Suara Pendidikan belum menemukan pedagang yang “berani” berbicara melalui media dengan profil diri yang jelas. Atau memang lebih suka kasak-kusuk alias ghibah?. Atau memang ingin aman dan baik ke semua pihak? Atau memang tidak punya nyali alias bermental wajah seribu? Wallahu a’lam.
BACA JUGA : https://suarapendidikan.net/dana-hibah-kota-batu-yang-bikin-ghibah-i/

BACA :https://suarapendidikan.net/seratus-hari-kerja-kang-dedy-mulyadi-seperti-itu/
Menelusuri lorong-lorong Pasar Induk Among Tani Kota Batu, yang terdiri atas 1.716 kios dan 914 lapak, kaki terasa lemas. Amat luas. Di bangun melalui Kementerian PUPR di lahan 34.060 meter persegi. “ Ini konsekuensinya memberikan dokumen kepada Suara Pendidikan. Harus akurat. Berdasarkan fakta. Dan bukan karena suka atau benci terhadap Pemerintah Kota Batu,” ujar Alex Yudawan, Ketua Yayasan Ujung Aspal Jawa Timur dengan nafas sedikit tersengal, karena berjalan kaki menjajaki 2.360 Unit di Pasar Induk yang pembangunannya melalui Kementerian PUPR.
Ditemani Pemimpin Redaksi dan satu Wartawan Suara Pendidikan, menjelajah bagian bangunan Lantai I yang diperuntukkan zona basah. Kemudian lanjut ke Lantai II yang khusus zona kering dan Lantai III disediakan untuk kuliner. Kondisinya sepi. Hampir sebagian besar pedagang mengeluh. Meski Suara Pendidikan belum menemukan pedagang yang “berani” berbicara melalui media dengan profil diri yang jelas. Atau memang lebih suka kasak-kusuk alias ghibah?. Atau memang ingin aman dan baik ke semua pihak? Atau memang tidak punya nyali alias bermental wajah seribu? Wallahu a’lam.
“ Ini salah satu deretan kios yang sejak dibagikan hingga sekarang tak pernah buka. Kami menemukan indikasi penyimpangan kepemilikan kios. Di duga satu orang memiliki belasan unit,” Ketua YUA jatim saat di lokasi pasar. Modusnya, Alex melanjutkan, kios-kios itu diatas namakan anak, istri dan lainnya. “Itupun masih salah satu permasalahan dari setumpuk problem Pasar Induk Among Tani Kota Batu. Harusnya pemerintah Batu tanggap mengatasi permasalahan ini” imbuhnya.

Perlu diketahui YUA Jatim sudah menyurati pihak terkait atas menggunungnya permasalahan Pasar Induk Among Tani. Surat bernomor : 101 / YUA.PJT / KB / VI / 2025, itu diluncurkan Kepada Walikota Batu, Ketua DPRD Kota Batu, DPMPTSP Kota Batu, DISKOPERINDAG Kota Batu dan UPT Pasar Induk Among Tani Kota Batu. Didasari laporan sejumlah pedagang, keluhan masyarakat dan survey YUA Jatim, bahwa rincian permaslahan krusial itu adalah : – Surat Ijin Hak Pakai ( SIHP ) pedagang yang belum diterima oleh para pedagang. – Dugaan adannya jual beli bawah tangan, sehingga beberapa kios dan los tidak diketahui siapa pemiliknya. – Jasa layanan parkir yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan memakai barrier gate sering tidak berfungsi sehingga berakibat adanya kerugian pada Pendapatan Asli Daerah ( PAD ). – Banyaknya kios dan los yang tidak berjualan ( tutup) mulai diresmikan.

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu, (DPMPTSP) Kota Batu, Dyah Lies Tina, menjelaskan tugas penting dalam mendorong investasi dan memberikan pelayanan perizinan secara efisien di Kota Batu. Di antaranya melaksanakan kebijakan dan program di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan, serta mengkoordinasikan berbagai pihak terkait untuk mendukung pertumbuhan investasi dan pelayanan publik. Kegiatan real contohnya melakukan sosialisasi dan promosi peluang investasi di Kota Batu, memproses perizinan usaha, serta menyediakan informasi dan bimbingan kepada investor. Selain itu, fokus DPMPTSP adalah memfasilitasi investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, serta memberikan pelayanan perizinan yang cepat, mudah, dan transparan bagi pelaku usaha.
Aturan memang ideal. Fakta dilapangan membuktikan. “Terkait permasalahan surat yang disampaikan YUA Jatim, yang isinya Surat Izin Hak Pakai (SIHP) pedagang yang belum diterima oleh pedagang, maka kami DPMPTSP siap membantu para pedangan tersebut. Dengan memakai fasilitas digital, sehingga nantinya dengan by sistem lewat aplikasi supaya jelas satu – persatu. Tentunya didasari dengan bukti-bukti yang jelas, untuk dimasukkan ke dalam sistem yang nanti secara otomatis akan terbaca,” ucapnya, saat ditemui di ruang kerjanya oleh Ketua YUA Jatim, yang disaksikan Kabid Wasdal, Bambang Priambodo.
Kondisi Pasar Induk Among Tani saat ini sangat memprihatinkan. Kurang dari 50 persen kios beroperasi yang membikin suasana kurang gairah. Pembelinya pun sangat kurang. Sepi. Ketika masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah di Kota Batu, keprihatinan pedagang pasar menjadi komoditi yang laris manis. Harapan yang tertumpu pada putra daerah agar lebih mengerti dengan permasalahan Wong Mbatu sudah terwujud. Di tengah gempuran menjamurnya pasar modern, Super Market, Minimarket, Pasar Tematik di dalam area objek wisata, toko online dan perubahan prilaku pembeli, pedagang Pasar Induk Among Tani masih bertahan. Pasar Ilang Kondange, kata Ronggowarsito. Dan menunggu para pemangku kebijakan mengeluarkan kebijakan yang bijaksana.
Reporter : Suparto
Editor : Eka H.