https://studio.youtube.com/video/PnfRXr1YlVk/edit
Ajang Pekan Olahraga dan Seni Madrasah Ibtida’iyah se Jawa Timur tinggal menunggu hari. Madrasah Ibtida’iyah Miftahul Ulum Kota Batu berhasil mengirim 11 siswanya ke Tingkat Propinsi Jawa Timur, setelah menyabet Juara I di sejumlah cabang yang dilombakan. Salah satunya adalah Fairuz Dzaky AL Adskhan Mahardika dan Elmaneesa Azkiya Hudoyo yang memenangi Cabang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat MI se – Kota Batu. Siswa Kelas IV itu kisaran akhir Juni 2025 akan berlaga di Jember dalam Porseni Madrasah se – Jatim.

Tingkat Propinsi Jawa Timur

“ Cabang MTQ saya rasa paling lambat perkembangannya,” terang Uswatun Hasanah, S.Ag, Guru Kelas II sekaligus Pembina MTQ di MI Miftahul Ulum Kota Batu. Menurut ibu tiga anak itu, tidak mudah mencari bibit qori’ – qori’ah pelantun kalam ilahi dalam Al-qur’an. Lulusan Fakultas Tarbiyah IAIN tersebut, sejak Tahun 1994 hingga 2024, jumlah peminat cabang MTQ sangat minim. Dia akui bahwa tilawah qur’an memang tingkat kesulitannya lumayan tinggi dibanding tartil qur’an. Peserta tidak saja dituntut mampu membaca Al-Quran dengan kaedah-kaedah yang tepat dan benar. “ Fasih, tajwid itu syarat utama, menguasai bentuk-bentuk lagu tuntutan selanjutnya. Semua itu secara teori bisa diajarkan,” jelas Uswatun yang pernah Juara III MTQ Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) se -Jatim kepada SP. Tapi, lanjutnya, warna suara yang keluar pada anak adalah bawaan. “ Banyak sih siswa yang memiliki suara bagus, namun orang tua kadang lebih memilih untuk menjadi penyanyi,” kata Bu Us prihatin.
Uswatun Hasanah bercerita sangat beruntung menemukan bibit potensial cabang MTQ. Saat itu, kegiatan rutin pagi di MI Miftahul Ulum adalah Shalat Dhuha Berjama’ah. Waktu menunggu datangnya siswa lain, diisi dengan melantunkan pujian berupa shalawat dan nasyid. Sambil keliling membawa mic, Alumni PGAN Malang itu menertibkan barisan sembari mendengarkan siswa-siswinya menirukan shalawat yang dilantunkan bersama-sama. Ketika melewati Dzaki, yang ketika itu masih kelas II, lamat-lamat dia mendengar suara merdu. Penasaran dia mundur, dan berhenti dihadapan putra pertama Guruh Bagus, Mahardhika dan Putri Imanda Sari tersebut.
“ Syukur Alhamdulillah, kedua orang tua Dzaki sangat mendukung potensi langka putranya,” Usawatun dengan wajah gembira. “ Saat mendekati lomba atau ketika lomba, hujan atau panas kedua orang tuanya menyediakan diri untuk mendampingi Dzaki,” pungkas ASN Kantor Kemenag Kota Batu yang diperbantukan di MI Miftahul Ulum itu.
Penulis : Raka Ramdhani
Editor : Jim