SDN 02 Sumber Gondo Kota Batu Jawab dengan Four G

Putri ke -3 Pasangan Almarhum H. Moch. Luthfie Wal Aman dan Hj. Muzayyanah. Foto : doc SP

Makanan Instan melahirkan generasi instan. Boleh juga pameo tersebut. Dra. Aina Asmarani, Kepala Sekolah Dasar Negeri 02 Sumbergondo Kota Batu, menangkap prilaku siswanya yang lebih suka makanan cepat saji. Aina khawatir, bila berlanjut maka berakibat kepada anak yang kekurangan asupan gizi. Stuntingpun jadi ancaman. Gejalanya, dapat dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan anak. Contoh kecil dari stunting adalah tinggi badan cenderung kurang dibanding postur manusia di negara-negara maju. Jelasnya, orang Indonesia pendek.
Menerjemahkan kebijakan Program Makan Bergizi Gratis dari Pemerintah Pusat, Putri ke – 3 Alm. H Moch. Luthfie Wal Aman ini, menciptakan inovasi yang tergolong sederhana dengan kemasan Istimewa. Lulusan Tadris Matematika IAIN Sunan Ampel itu menyadari bahwa makanan bergizi sesungguhnya tidak sulit. Bahkan tersedia di sekitar sekolah yang dia pimpin. Maklum Desa Sumbergondo memiliki tanah yang subur. Tanaman sayur –mayur dan buah-buahan tumbuh dengan baik. Masyarakat desa yang dipimpin Hadi Purwanto tersebut juga masih memiliki tradisi beternak . Walaupun untuk sekadar memenuhi kebutuhan sendiri. Problemnya, sebagian besar anak usia SD, tidak tertarik lagi makan sayur, makan ikan, mengkonsumsi buah-buahan dan tidak doyan minum jamu.
Menjawab permasalahan tersebut, lulusan Madrasah Aliyah Negeri Malang II (sekarang MAN Batu) itu meluncurkan program Four G ( 4 G). Yaitu Gemar Minum Jamu ( Gemimu), Gemar Makan Sayur (Gemayur), Gemar Makan Ikan (Gemakan), dan Gemar Makan Buah (Gemaah). Four G diharapkan mampu mengembalikan selera anak untuk mengkonsumsi produk lokal Sumbergondo. Menariknya lagi, Aina yang pernah memeroleh penghargaan Nasional bidang Inovasi Pembelajaran tersebut, merancang program itu tidak sebatas kosumtif. “ Siswa SDN 02 Sumbergondo akan diajari mulai hulu hingga hilir. Misalnya, dari menanam sayur-mayur lalu merawat dan memanennya,” jelas Aina Asmarani kepada Suara Pendidikan (SP). Tidak berhenti disitu!, timpal kepala sekolah yang hobi menyanyi tersebut. “ Setelah panen, akan kita ajarkan mereka memasak. Lalu di makan bersama-sama,” ujar Aina dengan mata berbinar penuh semangat. “ Jadi, secara tidak langsung kami juga menanamkan kecintaan terhadap profesi petani, yang kian hari bertambah menyusut peminatnya,” imbuh Aina dengan suara agak lirih mewakili wajahnya yang tampak prihatin.
Peluncuran program bertajuk In Action Program Four G SDN 02 Sumbergondo dihadiri Nurochman, SH.,MH., Walikota Batu. “ Inovasi luar biasa dari SDN 02 Sumbergondo. Sudah semustinya Pemerintah Kota Batu memfasilitasinya,” komentar Nurochman pada awak media. Cak Nur –panggilan akrabnya — menyatakan bahwa ini sejalan dengan Program Makan Bergizi Gratis (PMBG), penegasan dari Program Empat Sehat Lima Sempurna. Oleh karenanya, Four G akan ditambah menjadi Five G. Yaitu, Gemar Minum Susu (Gemisu). Walikota yang pernah menempuh pendidikan di MTs Hasyim Asy’ari Kota Batu itu juga berharap, lembaga-lembaga di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Batu untuk berlomba untuk berinovasi dalam mengelola pendidikannya.


Perlu diketahui, PMBG adalah upaya pemerintah Indonesia meraih Visi Indonesia Emas 2045. Visi tersebut merupakan gambaran masa depan Indonesia jangka panjang . Targetnya adalah menjadi negara maju, berdaulat, adil, makmur dan berkelanjutan. Potensinya sangat besar. Meski tantangannya juga tidak kecil. Gagasan ini kali pertama diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo 9 Mei 2019. Ada empat pilar untuk menuju Indonesia Emas ( HUT ke – 100 Kemerdekaan Indonesia). Yaitu : 1. Pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Pembangunan ekonomi berkelanjutan. 3. Pemerataan Pembangunan. 4. Pemantapan ketahanan pangan Nasional dan tata kelola pemerintahan. Untuk mencapai pilar pertama, maka Program Makan Bergizi Gratis (PMBG) digeber oleh presiden selanjutnya, yaitu Prabowo Subianto.
Indonesia Emas sangat logis. Pasalnya, pasca Perang Dunia I (1914-1918), tren masyarakat negara – negara Barat berubah. Mereka enggan menikah. Apalagi memiliki anak. Makin parah lagi selepas Perang Dunia II ( 1939-1945). Pilihan hidup tanpa pasangan suami istri meningkat tajam. Terutama pada negara-negara yang terlibat langsung peperangan. Seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Belanda, Spanyol, Rusia, Jepang, Italia, Jerman dan lainnya. Sementara pertumbuhan penduduk di Indonesia relatif terprogram dengan Keluarga Berencana (KB). Puncaknya di lima tahun lagi. Tahun 2030 Indonesia dipastikan mendapatkan Bonus Demografi. Selaras dengan perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS.2024) jumlah penduduk Nusantara berkisar 318,96 jiwa di tahun 2030. Besaran jumlah itu, Usia Produktif mencapai 69,3%. Atau kisaran 190,83 juta. Maknanya, jumlah penduduk yang mampu berkerja (produktif usia 15 – 65 tahun) lebih besar dari penduduk yang belum atau tidak mampu bekerja (non produktif kurang dari 15 tahun atau di atas 65 tahun). Sementara negara-negara Barat jumlah orang tua lebih besar dari yang berusia muda. Bukan mimpi kalau Visi Indonesia Emas akan diraih pada 2045 nanti. Dan SDN 02 Sumbergondo Kota Batu sudah menjawab.
penulis : Suparto
Editor : Jim
Semoga selalu sehat dan bahagia Ibu Kepala Sekolah SDN Sumbergondo2, sebagai wujud lagu Indonesia raya” Bangunlah Jiwanya,Bangunlah Badannya untuk Indonesia Raya” program 5 G tergolong membangun badan generasi ke depan, semoga Ibu -Ibu wali murid juga semangat memasak bekal untuk anak
Program Hebat ini tentunya akan tercapai maksimal dengan adanya peran serta masyarakat terutama para stake holder yaitu Ibu -Ibu yang menyiapkan bekal, Bapak- Bapak yang menyiapkan ekonomi keluarga, Kantin yang menyediakan makanan sesuai program sekolah karena murid disekolah selama 8 Jam